Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Dan Implikasinya terhadap Harga-harga barang Kebutuhan Pokok Masyarakat
Oleh : Eken Krisna Kendea
Abstrak
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh ketidaktetapan atau guncangan, terutama terhadap harga barang yang semakin meroket. Diperlukan kajian terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah sebagai referensi atau pembelajaran. Bagaimana cara pandang kita terhadap meroketnya harga barang pokok, agar laju perekonomian Indonesia berjalan dengan lancar.
Dari penelitian ini ditemukan kenyataan bahwa dimasyarakat terjadi krisis akibat dari harga kebutuhan pokok semakin merangsek naik. Krisis yang dimaksud seperti krisis kelaparan karena ketidakmampuan dari masyarakat untuk membeli atau mengkonsumsi kebutuhan pokok. Harga-harga kebutuhan masyarakat menjadi topik utama dalam tulisan ini sebagai bahan acuan bagi generasi berikutnya, agar memiliki pola pikir yang lebih maju guna mencapai kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Kajian fluktuasi nilai tukar rupiah ini bertujuan untuk mendaptkan gambaran mengenai laju perekonomian Indonesia sebagai cerminan untuk masa mendatang. Faktor-faktor penyebab fluktuasi nilai tukar rupiah akan dibahas dalam tulisan ini.
Kata Kunci: Fluktuasi nilai tukar rupiah, Implikasi bagi masyarakat
1.1. PENDAHULUAN
Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara(kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang Tersebut (Levi, 1996:129). Kurs merupakansalah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena ditentukanoleh adanya kseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi
perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator, 1997:10). Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi dan pedagangan Internasional.
Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri mengalami
dampak dan ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari rnelonjaknya biaya produksi
sehingga menyebabkan harga barangbarang milik Indonesia mengalami peningkatan. Dengan melemahnya rupiah menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri. Sistem devisa bebas dan ditambah dengan penerapan sistem floating exchange rate di Indonesia sejak tahun 1997, menyebabkan pergerakan nilai tukar di pasar menjadi sangat rentan oleh pengaruh faktorfaktor ekonomi maupun non ekonomi. Sebagai contoh pertumbuhan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS pada era sebelum Triyono - Analisis Perubahan Kurs Rupiah 157 krisis melanda Indonesia dan kawasan Asia lainya masih relatif stabil. Jika dibandingkan dengan masa sebelum krisis, semenjak krisis ini terjadi lonjakan kurs dolar AS beradadi antara Rp6.700 - Rp9.530 sedangkan periode 1981- 1996 di bawah Rp2.500 (Bank Indonesia, 2000).
Melalui mekanisme transmisi, inflasi serta suku bunga domestik bisa turun ke tingkat yang rendah. Sebaliknya, dengan menguatnya dolar AS belakangan, nilai Rupiah merosot dan berpotensi mendongkrak Inflasi. Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif ini mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memegang uang, selain faktor-faktor yang lain seperti tingkat suku bunga dan inflasi. Kondisi ini didukung oleb laju inflasi yang meningkat tajam dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. Tingkat suku bunga yang tinggi, akan menyerap jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya jika tingkat suku bunga terlalu rendah maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang lebih suka memutarkan uang pada sektor-sektor produktif dari pada menabung. Dalam hal ini tingkat suku bunga merupakan instrumen konvensional untuk mengendalikan inflasi (Khalawaty, 200:144). Dari latar belakang yang telah diuraikan
di atas, penelitian ini menganalisis mengenai bagaimana pengaruh jumlah uang beredar (JUB), inflasi, suku bunga (SBI), dan impor, pada kurs rupiah terhadap dollar AS.
mas, bole tw sumber2 literatur nya ga ?
BalasHapusmakasi sebelumnya buat artikel nya..